autosurf

Saturday 31 December 2016

Museum Neka Ubud – Mengoleksi Seni Lukisan


Hay Travelers, anda sedang mengeksplor pariwisata di Pulau Baliyang beraneka ragam ini ? Jika anda ingin liburan di Bali yang tentunya ingin merasakan sensasi liburan yang seru, obyek wisata di Kabupaten Gianyar patut untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Museum Neka yang beralamatkan di Jalan Raya Campuhan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud.

Museum Neka dibuka untuk umum pada tahun 1982, pengambilan nama museum ini berasal dari nama seorang guru yang gemar mengkoleksi lukisan yakni Suteja Neka. Bangunan museum ini berarsitekturkan khas Bali dengan standar museum International. Selain itu bangunan museum Neka juga sangat terawat yang mana cara menampilkan koleksi lukis cukup terorganisir.

Hal tersebut tentunya bisa memudahkan para wisatawan untuk mengerti, mencermati dan menikmati seni lukis. Di tiap tahunnya koleksi seni lukisan terus bertambah banyak, tercatat saat ini ada sekurang lebihnya sekitar 300 lukisan hasil kreasi dari seniman pelukis nusantara maupun mancanegara.

Museum Neka menyimpan koleksi seni lukisan dari maestro ternama yang diantaranya adalah :

  • Seni lukisan hasil karya dari Affandi ( Cirebon, Jawa Barat )


Beliau merupakan orang yang terkenal sebagai maestro pelukis legendaris Indonesia. Kesohorannya tidak hanya dikenal di Nusantara saja bahkan di dunia. Gaya lukisan ekspresionisnya sanggup membuat peminatnya kagum. Seni lukisannya yang ada disini ialah lukisan Tari Barong & Rangda di tahun 1973 berukuran l 100 x 185 cm, lukisan Perahu Nelayan di tahun 1975 berukuran 103 x 129 cm.

  • Seni lukisan hasil karya dari Bagong Kussudiardjo ( Yogyakarta )


Beliau merupakan seorang pelukis dan koreografer ternama Indonesia, yang mendapatkan gelar begawan seni Indonesia. Hasil lukisannya selalu dari ide dan kreatifnya sendiri, salah satu lukisannya berjudul Penari ( lukisan Penari ) yang dibuat pada tahun 1990 dengan ukuran 143 x 295 cm.

Selain mengoleksi berbagai seni lukisan yang ekspetakuler, Museum Neka juga menampilkan sejumlah koleksi keris dan patung. Keris ditempat ini berasal dari berbagai pelosok nusantara, beberapa diantaranya berasal dari jaman kerajaan di Bali sebagai warisan bersejarah dan bertuah dari Puri.

Seperti halnya keris dari Puri Karangasem berupa “keris Ki Baju Rantai”, dari pesisir Utara Pulau Bali yaitu Puri Kanginan Singaraja berupa “keris Ki Gajah Petak”, dan keris-keris kuno lainnya yang dibuat oleh para empu mempuni. Khusus untuk koleksi keris ini, selalu dilakukan ritual-ritual tertentu disaat Hari Raya Tumpek Landep.

Museum Neka atau bernama lain Neka Art Museum beralamatkan di Jalan Raya Campuhan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi bali, Indonesia.

Untuk tiket masuknya setiap wisatawan wajib membayar Rp 50.000 untuk satu orang dewasa, terkhusus bagi anak-anak di bawah 12 tahun digratiskan ( free ). Museum Neka buka setiap hari mulai pukul 09:00 – 17:00 WITA, hari Minggu dari pukul 13:00 – 17:00 WITA, sementara Hari libur national obyek wisata ini tutup.


Yuk eksplor lagi obyek wisata di Kabupaten Gianyar lainnya dibawah ini, yang pastinya tak kalah hits dan seru hlo :

Museum Puri Lukisan Gianyar – Ngetrip Seni Lukisan Yang Menawan



Museum Puri Lukisan Gianyar – Ngetrip Seni Lukisan Yang Menawan


Jalan-jalan di Bali adalah tujuan utama bagi Travelers yang ingin mendapatkan kesan liburan yang menarik, seru, dan asik. Daerah inilah yang disebut-sebut sebagai surga keindahan alam oleh wisatawa yang pernah mengunjunginya. Banyak sekali pariwisata yang bisa anda tuju ketika anda lburan disini hlo Guys, jadinya tidak usah pusing-pusing untuk mencarinya.

Yuk kita bahas obyek wisata di Kabupaten Gianyar yang patut untuk di kulas informasinya, Museum Puri Lukisan adalah salah satu dari banyaknya pariwiwsata yang menarik untuk dikunjungi. Museum ini merupakan museum tertua yang mengoleksi karya seni lukis Bali tradisional dan modern, serta seni ukiran kayu.

Semua karya seni yang ada didalam Museum Puri Lukisan diletakkan pada bangunan yang berbeda di komplek museum tersebut. Bayangkan saja, untuk melihat kesemua dari hasil seni di museum ini, setidaknya harus memerlukan waktu kurang lebihnya sekitar 2 jam. Koleksi-koleksi lukisan yang tersimpan rapi tersebur bergaya lukis Batuan, gaya lukis Sanur, dan juga gaya lukis Ubud.

Obyek wiata kali ini sangat cocok bagi anda yang menyukai dengan seni rupa lukisan, intinya banyak sekali lukisan yang unik, menarik. Setelah berada dikawasannya siap-siap untuk dibuat kagum dan enggan untuk angkat kaki.

Lokasi Museum Puri Lukisan berada di Jalan Raya Ubud, Desa campuhan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, provinsi Bali, Indonesia.

Museum Puri Lukisan buka setiap hari kecuali hari raya mulai  dari pukul 09:00 – 18:00 WITA, sementara tiket masuknya dibandrol Rp 75.000 / orang dewasa yang mana sudah termasuk minuman segar dan kue.

NB : khusus untuk anak-anak berumur di bawah dari 15 tahun yang berkunjung bersama orang tua, tidak dikenakan biaya tiket masuk.


Dibawah ini ada beberapa obyek wisata di Kabupaten Gianyar yang menariklainnya, yuk cari informasinya  :

Ceking Paronama ( Ceking Terrace ) – Keindahan Sawah Terasering



Wisata Kokokan Petulu – Kawanan Burung Bangau di Bali


Keindahan dan keunikan pariwisata di Pulau Bali memang menarik untuk dikunjungi, tak hayal daerah ini selalu ramai didatangi wisatawan dari berbagai pelosok nusantara bahkan mancanegara. Bagaimana anda saat ini mencari obyek wisata yang jarang atau malah belum pernaha anda duga dan anda kira ?

Di halaman ini akan membahas tentang pariwisata di Bali yang seru, sebut saja dengan wisata Kokokan Petulu. Sebagain besar pembaca pasti bertanya-tanya dengan obyek wisata yang akan dibahas kali ini. Oke langsung saja ya Guys, saat anda memasuki Desa Petulu di Kecamatan Gianyar pertama-tama akan disambut dengan sebuah plang diatas jalan yang bertuliskan “Anda tiba di objek wisata kokokan”.

Mengapa disebut kokokan ? Sebab desa ini adalah tempat satu-satunya habitat tetap burung bangau ( ibis ) atau kokokan di dalam bahasa asli Bali. Kawanan burung bangau tersebut membangun koloni yang besar, mulai dari bersarang di pohon-pohon, bertelur, menetas sampai akhirnya tumbuh menjadi dewasa.

Meskipun jumlahnya sangat banyak, keunikkan dikawasan Desa Petulu ialah tidak ada seorangpun yang berani mengganggu habitatnya, hewan ini seolah-olah sudah sagat akrab dengan lingkungan sekitarnya, baik disaat mencari makan di sawah, di pekarangan rumah maupun di tempat-tempat lainnya.

Awal sejarah dengan perkembangan burung kokokan di desa ini di mulai pada tahun 1965, menurut informasi yang didapatkan dari warga setempat bahwa burung kokokan yang bersarang hanya ada sekitar 5 ekor saja. Setelah berselang beberapa bulan, populasi mereka bertambah serta migrasi mereka ke Desa Petulu semakin banyak.

Karenanya tak sedikit warga tertarik untuk memelihara bahkan ada pula yang ingin memotongnya untuk dijadikan konsumsi. Nah, setiap orang yang menangkapnya atau mengambilnya mereka selalu datang kembali untuk mengembalikannya. Dari orang yang menangkapnya berterus terang tidak kuat didatangai makhluk menyeramkan baik dalam mimpi maupun didunia nyata.

Kejadian ini setidaknya pernah dialami sekitar 50 orang yang melakukan aktivitas tersebut, banyak warga yang penasaran dan dilakukanlah pendekatan secara spiritual. Setelah itu baru diketahui bahwa kokoan ini adalah pengawal ( rencang ) Dewa Ida Bhatara di Pura setempat. Yang tak lain  ialah penjaga desa dari gangguan hama persawahan penduduk baik secara nyata maupun gaib.

Setiap hari aktifitas burung tersebut keluar masuk desa, namun jika sore hari kawanan burung kokokan akan berkumpul kembali ke Desa Petulu. Saya sarankan jika pembaca ingin berkunjung kesini alangkah baiknya pada waktu sore hari agar bisa melihat lebih maksimal kawanan kokoan yang kembali ke sarangnya.

Keberhasilan Desa Petulu dalam melestarikan habitat kawanan bangau ( kokokan ) alhasil mendapatkan penghargaan piala Kalpataru dari pemerintah Bali. Jika ingin menyaksikan populasi kokoan dengan populasi yang sangat mengagumkan banyaknya yakni pada bulan Oktober - Maret, sangat disarankan gunakan kerudung / topi saat memasuki lokasi.

Tahukah anda ? Karena banyak kemungkinan  kotoran burung bangau akan jatuh di kepala kita, populasi burung ini sebuah pemandangan langka yang sangat jarang anda saksikan  di tempat lainnya di Bali.

Wisata Kokokan (  habitat liar burung Bangau ) terletak di Banjar Petulu Gunung, Desa Petulu, Ubud, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi bali, Indonesia.

Selamat berlibur !!!


Yuk eksplor lagi obyek wisata Kabupaten Gianyar & dibawah ini mungkin bisa menjadi agenda tempat liburan anda berikutnya :

Desa Mas Gianyar ( Mas Village ) – Desa Wisata Bali Penghasil Patung



Desa Peliatan Gianyar - Serunya Wisata Ini


Keidahanalam Pulau Bali tak bisa dipungkiri, sehingga banyak menarik minat wisatawan baik wisatawan dari domestik maupun wisatawan asing untuk mengunjunginya. Selain itu hasil dari kerajinan yang di hasilkan oleh masyarakatnya pun banyak menembus pasar internasional. Sebab inilah Bali menadapatkan julukan sebagai surganya wisata seni yang tak lain berada di Desa Peliatan.

Desa wisata ini berada di Kabupaten Gianyar, setiap harinya selalu ada wisatawan yang berkunjung untuk membeli dan melihat langsung cara pembuatan kerajinan tangan masyarakat setempat. Keunikan dan daya tarik Desa Peliatan sebenarnya tak jauh tipis dengan Desa Mas yang juga menjadikan kesenian dan kerajinan tangan masyarakat guna menarik wisatawan untuk berkunjung.

Potensi yang paling banyak menarik perhatian wisatawan dari Desa Peliatan itu sendiri ialah kesenian ukir, patung dan lukisan. Keahlian kedua bidang tersebut merupakan warisan budaya Desa Peliatan yang sudah berkembang sejak masa penyebaran agama Hindu di Bali. Karena pada waktu itu masih dalam tahap pengembangan agama Hindu, kedua kesenian tersebut banyak diabaikan yang mana untuk keperluan keagamaan semata.

Baru datanglah seorang seniman luar negeri yang bernama R. Bonet yang berkunjung sekaligus menetap di Bali dan tepatnya di Ubud. R. Bonet adalah orang yang pandai bergaul, sehingga banyak seniman setempat terpengaruh dengan gaya seni yang dimilikinya. Tak sedikit pula seniman yang menjadi muridnya mulai dari Ida Bagus Made, I Wayan Ayun, dan I Wayan Turun.

Selain memiliki kesenian patung dan lukisan, Desa Peliatan juga memiliki potensi lainnya yang sangat menarik yakni budaya seni tari dan seni tabuh. Pesatnya perkembangan pariwisataan di Bali, di mana Desa Peliatan menjadi salah satu daerah tujuan wisata di kabupaten Gianyar yang menonjolkan seni budaya, kerajinan rakyat yang biasanya diadakan sebuah festival.

Lokasi desa wisata ini berada di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia. Kawasannya juga sangat strategis, yang mana berjarak sekitar 2 km dari pusat Kecamatan Ubud. Jika secara geografis, Desa Peliatan membujur dari utara ke selatan yang berada di dataran rendah sekitar 300-400 meter diatas permukaan laut.

Nah, jika pembaca berada di Kota Denpasar maka akan menempuh perjalanan sejauh 22 km atau 10 km dari Kota Gianyar. Kondisi jalan untuk menuju desa wisata tersebut cukup baik serta lancar dan ditunjang dengan kendaraan umum yang cukup memadai seperti kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua.

Selamat berlibur !!!

Yuk eksplor lagi obyek wisata di kabupaten Gianyar yang tak kalah serunya, simak di bawah ini :

Wenara Wana Gianyar – Kera Liar & Jinak



Desa Mas Gianyar ( Mas Village ) – Desa Wisata Bali Penghasil Patung


Liburan ke Pulau Bali atau bisa juga di sebut Pulau Dewata rasanya kurang afdhol jika tak mengunjungi desa wisatanya. Bagaimana tidak, karena anda akan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan dengan segala pariwisata yang ditawarkannya. Desa Mas atau Mas Village merupakan desa wisata yang terletak di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Desa Mas sudah terkenal oleh wisatawan sejak jaman dulu dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya yakni kesenian dan seni ukir kayu. Beraneka jenis karya seni yang dihasilkan khususnya patung yang banyak dinikmati oleh para pengunjung yang datang. Patung yang dihasilkan sangat indah dengan imajinasi yang cenderung abstrak serta mengandung kedalaman filosofi para pembuatnya.

Di sepanjang jalan utama Desa Mas ini anda akan melihat banyak menemui artshop-artshop yang menjual produksi hasil kerajinan seperti ukir-ukiran, patung-patung serta menampung tenaga-tenaga kerja terampil sebagai pemahat, pematung, dan pengukir. Hal menarik dan unik inilah yang membuat Desa Mas sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan nusantara hingga mancanegara.

Para wisatawan yang berkunjung umumnya hanya sekedar melihat-lihat pengrajin yang sedang membuat karya seninya dan tak jarang pula yang berminat untuk membeli hasil industri kerajinan dari masyarakat desa ini. Dari keahlian yang dimiliki oleh warga Desa Mas ini bukannya tak memiliki asal-usul dan sejarahnya hlo Guys.

Dari sejarah yang tercatat dan di lestarikan oleh Desa Mas menyebutkan bahwa berawal ketika seorang Brahmana yang berasal dari Majapahit ( Pulau Jawa ) berkunjung ke Bali. Beliau berkehendak untuk mempertahankan agama Hindu setelah terdesak oleh Islam di Jawa.

Brahmana atau bernama asli Pedanda Sakti Bawu Rauh selama di Desa Mas banyak memberikan wejangan ( pelajaran ) di berbagai bidang mulai dari agama, seni-budaya, sosial, dan lainnya kepada seseorang yang bernama Mas Wilis. Setelah semua ilmu yang diajarkan dianggap sudah dikuasai oleh Mas Wilis, kemudian Brahmana memberi gelar dengan sebutan “Pangeran Manik Mas”.
Setelah itu Pangeran Manik Mas mengadakan Pesraman atau Geria dengan berbagai macam perlengkapannya untuk menghormati jasa-jasa Brahmana. Demikian pula dengan Brahmana, ia kemudian menancapkan tongkat tinggi ( pohon tangi ) yang kononnya masih hidup dan bisa dijumpai sampai saat ini guna memperingati kejadian tersebut.

Pohon Tinggi ini berada di Pura Taman Pule Mas, dari kejadian itulah daerah ini dinamakan dengan sebutan Desa Mas oleh Brahmana ( Pedanda Sakti Bawu Rauh ). Guys, selain terkenal dengan beraneka jenis hasil kerajinannya, lokasi Desa Mas juga sangat strategis sehingga tak mengherankan jika desa ini menjadi tujuan wisata utama di kawasan Kabupaten Gianyar.

Desa wisata yang kaya akan seni kerajinan ini berada di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia. Dari pusat kota Denpasar berjarak sekitar 20 km dan dari pusat Kota Gianyar berjarak sekitar 10 km, sementara dari pusat Kecamatan Ubud hanya berjarak 6 km.

Dibawah ini masih ada banyak lagi obyek wisata di Kabupaten Gianyar, yang tentunya tak kalah unik dan menarik hlo. Yuk lihat dan gali semua informasinya, mungkin bisa anda jadikan agenda wisata berikutnya :

Ceking Paronama ( Ceking Terrace ) – Keindahan Sawah Terasering



Friday 30 December 2016

Wenara Wana Gianyar – Kera Liar & Jinak


Pariwisata di Bali ada-ada saja sensasinya, mulai dari yang unik, menarik, langka, seni, budaya, alam, hingga yang seru pun semuanya ada. Di Kabupaten Gianyar ada sebuah hutan kecil yang dihuni ratusan kera dan ramai dikunjungi oleh wisatawan hanya untuk menikmati sejuknya udara serta tak jarang pula yang ingin melihat tingkah lucu an lugunya kera-kera tersebut.

Perlu diperhatikan ya Guys, meskipun kera ini berada di alam bebas cukup jinak jika diajak bermain maupun kegiatan seru lainya. Oh iya nama dari pada tempat wisata nan mengasyikkan ini ialah Wenara Wana dan sering disebut juga dengan nama Hutan Monyet Ubud. Kawasan wisata ini memiliki areal seluas sekitar 27 hektar yang berisikan setidaknya 115 pohon yang beraneka jenis.

Obyek wisata ini juga merupakan sebuah cagar alam serta kompleks candi-candi kuno. Selain itu, terdapat sebuah pura yang bernama Candi Pura Dalem Agung Padangtegal adalah tempat dari sumber kesucian bagi masyarakat Bali, hal ini dikarenakan sebagai tempat upacara adat dan keagamaan oleh umat Hindu.

Secara detailnya tempat wisata C bisa dikatakan fantastis jika dilihat dari jumlah pengunjung per bulannya, yakni  mencapai 10.000 orang. Jadi jika pembaca sedang melakukan liburan ke Kabupaten Gianyar, sangatlah disayangkan jika tidak mampir ke Wenara Wana Wenara Wana yang menyajikan suasana alam yang harmoni serta kelucuan kera-kera penghuninya.

Tak hanya itu saja, selain banyaknya kera-kera dengan tingkahnya yang menggemaskan, hutan kecil ini juga merupakan tempat pekuburan desa yang disakralkan. Jadi Wenara Wana tergolong obyek wisata yang lumayan lengkap dengann sajian menyaksikan kera-kera yang melucu, pekuburan para leluhur masyarakat Bali serta bangunan pura ataupun candi-candi yang kental dengan arsitektur khas Bali yang eksotik.

Alangkah beruntungnya jika anda berwisata ke Wenara Wana  jika bertepatan dengan upacara pembakaran mayat ( ngaben ) atau pun upacara odalan di pura yang ada dikawasannya.

Jam operasional obyek wisata Wenara Wana :

Setiap hari mulai pukul 08:00 sampai 18.00 dengan harga tiketnya sebesar Rp 20.000 / wisatawan domestik dan Rp 40.000 / wisatawan mancanegara.

Alamat  dan lokasi Wenara Wana :

Jl. Monkey Forest, Desa Padang Tegal dan Desa Nyuh Kuning, Kecamatan Ubud, Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar, Provinsi Bali ( 80571 ), Indonesia.


Dibawagh ini masin ada informasi obyek wisata terdekat dan masih berada di Kabupaten Gianyar yang mungkin bisa menjadi agenda liburmu selanjuntnya, yuk lihat selengkapnya :

Pura Mengening Gianyar – Kesejukan Alam Sekitar



Pura Mengening Gianyar – Kesejukan Alam Sekitar


Secara global Pulau Bali dikenal dengan daerah pariwisata yang sangat indah, mempesona dan eksotik. Bagaimana tidak, daerah ini memiliki banyak sekali pariwisata yang sangat asik untuk dikunjungi hlo Guys. Sebagai buktinya tak sedikit wisatawan dalam maupun luar negeri yang mengisi liburannya dengan mengunjungi an menikmati semua pariwisata yang ditawarkannya.

Dari banyaknya obyek wisata terkenalnya ada satu yang tak boleh terlewatkan jika anda berada di Kabupaten Gianyar yakni Pura Mengening. Catatan sejarah menyebutkan tentang penemuan bangunann ini pada abad ke-11, yang mana sudah ada sejak Raja Masula-Masuli dengan pusat pemerintahannya berada di Pejeng.

Dilihat dari waktu penemuannya saja bangunan ini bisa dikategorikan sebagai bangunan tua, meskipun waktu pembuatannya belum diketahui secara pasti. Dari alasan itulah Pura Mengening diresmikan oleh pemerintah daerah Provinsi Bali menjadi warisan cagar budaya yang harus dijaga, dilestarikan dan dirawat keberadannya.

Seperti halnya pura-pura di Bali pada umumnya, palemahan atau kawasan di Pura Mangening terbagi menjadi 3 bagian ( Tri Mandala ), yakni :

  • Nista Mandala


Di kawasan ini ada taman-taman indah dan juga tertata rapi, terdapat sumber mata air serta 5 buah pancuran air yang tak lain adalah air suci dan tempat penyucian Ida Batara.

  • Madya Mandala


Jika pembaca di bagian atau area ini, anda akan mendapati beberapa buah bangunan seperti Bale Kulkul, Bale Gong, Bale Pegat dan tak ketinggalan  Bale Pegambahan.

  • Utama Mandala ( bangunan utama )


Anda akan melihat beberapa buah Gedong yang mana menjadi pelinggih Batara Tirta Empul, Gunung Kawi, Batara Siwa, Gedong Limas, Bale Paselang, Bale Saka Ulu, Bale Penganteb dan Pecanangan. Selain itu juga terdapat Meru Tumpang Tiga, adalah lokasi ditemukannya arca Lingga - Yoni.

Di hari-hari raya tertentu banyak masyarakat Bali datang ke pura ini khususnya yang beragama Hindu, dengan bertujuan untuk melukat atau membersihkan diri dari kotoran niskala ( mala petaka ). Perlu diingat bahwa Piodalan di Pura Mengening bertepatan dengan Hari Raya Soma Ribek ( Soma Pon Sinta ).

Pura Mengening merupakan salah satu dari pura kahyangan jagat di Bali, yang pada umumnya berada didaerah terpencil dengan menawarkan pemandangan alam yang asri, beridara sejuk dan intinya sangat menyenangkan. Adapun lokasinya berada di Desa Saraseda, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.

Setelah sampai di parea parkir, untuk menuju ke lokasi Pura Mengening anda harus berjalan kaki menuruni beberapa buah anak tangga dan akan melewati kolam dengan air yang jernih. Sejuk dan segarnya udara adalah daya tarik untuk mengunjungi tempat wisata ini. Oh iya, untuk menuju bangunan utama Pura Mengening, berjalan lagi menaiki beberapa puluh tangga.

NB :

Dari info dan juga menurut asal usul dari warga sekitar bahwa nama pura ini berasal dari tempatnya berhawa sejuk, lingkungan yang damai dan hening sehingga dinamakanlah dengan sebutan Pura Mengening.

Baca lagi yuk obyek wisata terdekatnya, yang tentunya masih berada di kawasan Kabupaten Gianyar hlo, yuk Guys langsung saja simak dibawah ini :

Pura Puseh di Desa Batuan, Gianyar – Bangunan Tua



Pura Puseh di Desa Batuan, Gianyar – Bangunan Tua


Cagar budaya bangunan di Bali sebagian besar masih memiliki keterkaitan dengan perjalanann sejarah serta tatanan kehidupan sehari-hari jaman lampau. Salah satunya ialah Pura Puseh di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, kabupaten Gianyar. Tercatatat dalam sebuah prasasti bahwa pura ini dibangun pada tahun saka 944 ( 1020 Masehi ) yakni dimasa pemerintahan Raja Paduka Aji Sri Dharmawangsa Wardhana dari dinasti Warmadewa.
Dibagian luar Pura Puseh terdapat ornamen ukir yang rumit, halus, indah dan dari informasi yang didapatkan bahwasannya bangunan ini mengalami beberapa kali renovasi untuk sampai kepada bentuknya saat ini. Gerbang masuknya berupa candi bentar yang tersusun dari batu bata merah yang dihiasi dengan ornamen bunga dan bentuk-bentuk ikal yang umum ada di bangunan pura.

Candi bentar tersebut membatasi nista mandala yakni jaba pisan ( bagian luar pura ) dengan madya mandala atau jaba tengah di bagian tengah pura. Sangat berbeda dengan dwarapala, sepasang raksasa berdiri pada sisi kiri kanan gerbang candi bentar tidak dipersenjatai dengan gada. Sesudah melewati gapura candi bentar, anda akan langsung melihat Kori Agung ( bangunan khas Bali ) yang mana merupakan pintu keluar masuknya para dewa.

Oh iya ada bangunann yang disebut Bale panjang atau Bale Kulkul yang tak lain adalah tempat diletakkannya kulkul ( kentongan tradisional Bali ) guna untuk mengumpulkan warga ketika ada suatu acara. Pura Puseh merupakan peninggalan kuno yang masih lestari hingga sekarang ini dengan memiliki latar belakang sejarah berumur sangat lama.

Bangunan ini memiliki nilai artisti tinggi, getaran aura magis juga sangat terasa bagi wisatawan  yang mengetahui dunia spiritual dan hal-hal unik. Selain itu di sebelah Utara jalan dan diseberangnya terdapat bangunan panggung yang biasannya digunakan untuk lokasi pentasan tari Gambuh. Agar pembaca bisa memasuki kekawasannya tentunya akan dikenakan tiket masuk.

Nah yang harus diingat adalah menggunakan kain yang diwajibkan siapapun yang akan masuk ke dalam Pura Paseh ini. Area parkir Pura Puseh Pura berlokasi di seberang jalan selain itu juga menjadi tempat dimana pengunjung mendapat meminjaman secarik kain.

Alamat Pura Paseh berada di Jl Raya Batuan, Dusun Tengah, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.


Dibawah ini ada Obyek wisata terdekat yang mungkin anda cari :

Desa Celuk - Wisata Belanja Kerajinan Perak



Pura Kebo Edan Gianyar – Situs Purbakala


Pulau Bali memiliki julukan Pulau Dewata, hal ini dikarenakan memiliki banyak sekali bangunan pura atau seribu pura. Keberedaan bangunan yang identik ini tak lain karena masyarakat Bali sejak dulu bermayoritas memeluk agama Hindu. Di setiap bangunanan pura memiliki keunikan tersendiri yang mana selalu menarik perhatian wisatawan untuk mengunjunginya.

Seperti pura yang berada di Kabupaten Gianyar dengan nama yang cukup aneh dan nyeleneh yakni Pura Kebo Edan. Dari nama yang digunakan tersebut tentunya ada aspek sejarah, yang mana masih ada kaitannya dengan dua buah arca kerbau atau Kebo ada didalamnya. Arca kerbau ini merupakan simbol dari kendaraan Sang Hyang Siwa ( Dewa Tri Murti sebagai pelebur ) yang dinamakan Nandini.

Jika dicermati arca Kerbau tersebut kelihatan akan marah ke arah archa Siwa Bhairawa disaat melakukan ajaran Bhairawa dengan menempuh jalan Niwerti ( memuaskan hawa nafsu ) untuk mencapai tujuannya. Jika membahas tentang kapan pembangunannya ? Pura Kebo Edan dibangun sekitar tahun 1284 atau abad ke-13 masehi.

Dari cerita yang diyakini menyebutkan Pura Kebo Edan masih ada berhubungan dengan masa kejayaan kerajaan Kediri di Tanah Jawa dengan rajanya yang bernama Prabu Kertanegara yang menganut ajaran Hindu Tantrayana. Pada saat itu beliau berhasil mengalahkan Bali, kemudian menyuruh Kebo Parud untuk menjadi patih di Bali.

Kebo Parud tak lain adalah wakil dari Prabu Kertanegara dan membawa ajaran Hindu Siwa dan Hindu Bairawa. Meskipun kedua ajarah agama ini bernama beda, namun dalam segi pemahaman yang terkandung didalamnya tetap sama yaitu akhir hidup atau bisa disebut dengan kata moksa. Nah kedua ajaran tersebut disatukan menjadi Siwa Bairawa di Pura Kebo Edan.

Bagi pembaca yang ingin mengetahui dan mengenal obyek wisata sejarah di Bali, tentunya tempat Wisata Pura Kebo Edan sangat wajib untuk dieksplor dan mengetahui situs ini. Asalakan semua pembaca tahu, di kawasan Pura Kebo Edan terdapat sejumlah peninggalan purbakala yang berupa arca-arca.

Setidaknya ada 55 buah arca yang diposisikan dibeberapa pelinggih yang di gambarkan oleh para arkeolog, bdiantaranya adalah :

  • Arca Bhairawa Siwa


Memiliki wajah seram, cukup unik dan sedikit aneh serta memiliki daya mistis, yang mana berbentuk tinggi besar sekitar 3.5 meter dengan gambaran menari di atas mayat manusia. Arca ini tak lain ialah sosok Bhairawa yang selalu bersifat Indria atau nafsu didalam kepuasan duniawi. Arca Bhairawa setinggi pernah mendapatkan perbaikan oleh Kantor Suaka Purbakala Bali pada tahun 1952.

  • Arca Kerbau Berjongkok


Sebuah araca berupa seekor kerbau dengan garang, liar dan juga  beringas seperti halnya kerbau saat marah atau Keb Edann.

  • Arca Bhairawa Raksasa


Bermata melotot serta didepannya ada hiasan dan mangkok berbentuk tengkorak manusia, yah bisa dibilang arca ini seram untuk dilihat.

  • Arca Ganesa

Tak sedikit orang yang mengenalnya dengan nama Betara Gana yang lebih jelasnya dewa yang berkepala gajah.

  • Arca Nandi
  • Arca Gajah
  • Dan masih banyak yang lainnya dengan kondisi yang sudah rusak.

Alamat Pura Kebo Edan terletak di Dusun Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia. Lokasinyapun terbilang sangat mudah yang mana hanya beberapa meter dari tepi jalan utama di Desa Pejeng, ketika anda akan masuk kekawasannya terlebih dahulu harus menyusuri tembok samping sejauh beberapa puluh meter ke arah belakang.

Papan nama Pura Kebo Edan di tepi Jl Raya Pejeng ditulis dengan huruf Latin dan huruf Bali, hal ini sudah membuktikan bahwa Pura Kebo Edan merupakan salah satu Bangunan Cagar Budaya di Pulau Bali. Nama Pura Kebo Edan terkesan unik, eksotik dan menarik, seunik dan seeksotik peninggalan-peninggalan tua yang tersimpan di dalam lingkungan Pura Kebo Edan yang terbilang luas ini.

Dibawah ini ada beberapa obyek wisata yang jaraknya cukup dekat, yang mana mungkin bisa anda jadikan sebagai agenda wisata berikutnya. Selamat liburan !!!

Candi Tebing Tinggallinggah Gianyar



Wednesday 28 December 2016

Desa Batu Bulan Gianyar ( Batu Bulan Village ) – Wisata Bali Seru


Pulau Bali menjadi tujuan utama wisata terutama di Kabupaten Gianyar yang memiliki data tarik seni unik dan menarik untuk dieksplor. Bagi para travelers yang meyukai tentang kesenian, maka berwisata ke Desa Batu Bulan bisa menjadi pilihan liburan yang tepat. Desa ini adalah pusatnya kesenian patung dan ukiran berbahan dasar batu.

Sesuai dengan namanya dengan kata “Batu Bulan”, desa ini banyak terdapat art shop yang memajang dan menjual beraneka ragam kesenian patung batu. Keseniannya sugguh memukau hlo Guys, mulai dari Patung Budha, Ganesha, para dewa dan dewi, para pahlawan, hingga ada juga berbagai kesenian patung yang berkategori modern.

Luas kawasan Desa Batu Bulan sekitar 6.422 km2 bisa dikatakan desa yang unik di Bali, yang menjadi alasannya tak lain adalah hampir kesemua dari penduduknya memiliki keahlian membuat patung dan ukiran. Kemampuan ini merupakan wariskan turun temurun dari nenek moyang merekan dan masih lestari serta bertambah maju hingga sekarang.

Oh iya, karena  Desa Batu Bulan adalah sebuah wilayah administratif, maka desa ini terbagi menjadi tiga desa adat, diantaranya ialah Desa Adat Tegaltamu, Desa Adat Jero Kuta, dan Desa Adat Dlod Tukat. Masing-masing dari desa adat tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa banjar atau lebih mudah pemahamannya yakni satuan adat yang berfungsi untuk mengelola pertanian.

Selain memiliki keahlian dibidang pertanian, banjar yang disebutkan tersebut juga mempunyai kelebihan tentang menyajikan seni pertunjukan yang sangat diminati oleh wisatawan yang berkunjung, yakni Banjar Denjalan ( Desa Adat Jero Kuta ) dan Banjar Tegehe ( Desa Adat Dlod Tukat ) dengan mempertunjukkan Tari Kecak, Tari Barong, maupun Tari Legong.

Dari banyaknya wisatawan yang pernah berkunjung, sebagian besar dari mereka mengasosiasikan Desa Batu Bulan sebagai daerah yang memproduksi benda-benda seni patung berbahan baku batu. Pernyataan ini ternyata salah besar hlo, karena selain membuat patung dari batu masyarakat Desa Batu Bulan juga membuat ukir-ukiran dari kayu, kerajinan-kerajinan dari bambu serta seni batik.

Hasil kerajinannya tak hanya dijual di tempat saja, melainkan masyarakat Desa Batu Bulan mengekspor barang buatannya hingga ke mancanegara sebagai hiasan pelengkap taman, kantor, maupun hotel. Sementara tempat untuk menyelenggarakan pertunjukan kesenian untuk disajikan wisatawan berada di Banjar Dejalan, Pura Puseh, Jalan Tahak SMKI ( Sekolah Menengah Karawitan Indonesia ), dan di Banjar Tagehe.

Jadwal penyelenggaraan bisa diadakan setiap hari  dan jelasnya adalah sebagai berikut :
Tari Barong mulai pukul O9.30 WITA.
Tari Kecak mulai pukul 18.30 WITA.
Tari Legong  mulai pukul 09.30 WITA.

Pembaca juga bisa melihat proses belajar kesemua kesenian yang berada di desa ini, yakni di sekolah kejuruan di bidang kesenian, misalnya Sekolah Menengah Seni Rupa ( SMSR ), Sekolah Menengah Industri Kerajinan ( SMIK ), serta Sekolah Menengah Karawitan Indonesia ( SMKI ). Untuk memasuki desa wisata ini pengunjung tidak dipungut biaya sedkitpun. Tiket akan berlaku jikalau pengunjung melihat pertunjukan kesenian, seperti Tari Kecak, Tari Barong atau  Tari Kecak.

Desa wisata nan eksotis unik, menarik dan sangat sayang untuk di lewatkan ini berada di Desa Batu Bulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali, Indonesia.

Selamat liburan !!!


Yuk lihat juga obyek wisata lainnya di Kabupaten Gianyar lainnya dibawah ini :

Desa Celuk - Wisata Belanja Kerajinan Perak



Desa Celuk - Wisata Belanja Kerajinan Perak


Sudahkan anda merencanakan liburan di Bali ? Mengeksplor pariwisata di Kabupaten Gianyar memang seru dan mengasyikkan ya Sob. Apalagi piknik sambil menambah wawasanyang ditawarkan tentunya akan memberi kesan yang sukar dilupakan. Desa Celuk adalah desa wisata yang menawarkan keindahan berupa kerajinan tangan yang ddihasilkannya.

Meskipun dikerjakan secara manual atau dengan kelihaian tangan, hasil yang didapatkan tak kalah eloknya bila dibandingkan dengan hasil kerajinan menggunakan alat modern. Karena sudah menjadi desa wisata, tiap hari selalu ada wisatawan yang berkunjung malah tak sedikit pula yang berminat dan mencari informasi yang ada di dalam obyek wisata kali ini.

Selain anda bisa melihat secara langsung bagaimana cara proses pembuatannya, pengunjungnya juga bisa membeli aneka jenis kerajinan yang terbuat dari perak tersebut di artshop milik para seniman. Dari artshop-artshop tersebut yang memajang dan menjual barang-barang hasil kerajinan perak beraneka ragam, mulai dari perhiasan, peralatan dapur, aksesoris, hingga pajangan.

Khusus untuk kerajinan perak yang berupa pajangan ini sangat menggoda untuk dimiliki hlo Sob, diantaranya adalah keris, kipas, miniatur delman, becak, motor, mobil, perahu, dan lain sebagainya. Pada umumnya barang kerajinan tersebut dipajang di dalam rak-rak kaca ( etalase ) dan diberi label harga yang tertulis dikertas.

Walaupun ada label harganaya, setiap calon pembeli diperkenankan untuk menawar dan tak jarang pula bisa mendapatkan harga separuh dari harga yang tertera. Oh iya Guys, label harga tersebut ditulis dengan satuan dollar. Hal ini ditujukan untuk memudahkan patokan harga barang bagi wisatawan asing.

Di setiap artshop, barang-barang disusun dan dipisahkan berdasarkan jenisnya seperti contoh kerajinan perhiasan, perlengkapan dapur, hiasan atau pajangan. Untuk harga yang ditawarkan tentunya bervariasi tergantung dari jenis, model, dan besar kecilnya barang tersebut. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 30.000 hingga Rp. 10 juta itupun kerajinan berupa hiasan maupun pajangan yang bentuknya besar.

Ditanya soal kualitas ? kerajinan yang dihasilkan oleh warga Desa Celuk tak diragukan lagi, karena sudah terbukti bisa menembus pasar internasional.  Desa Wisata Celuk berada di kawasan Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia. Lokasinyapun terbilang strategis yakni terletak di jalur wisata Batubulan - Sukawati - Ubud - Kintamani.

Oke Guys, selamat berwisata & enjoy !!!


Yuk trusuri lagi obyek wisata Gianyar lainnya di bawah ini :

Desa Kendran Gianyar – Desa Wisata Bali



Desa Kendran Gianyar – Desa Wisata Bali


Bukan hal baru lagi bahwa Pulau Bali menjadi daerah wisata yang diburu banyak kalangan pelancong dari berbagai daerah maupun mancanegara. Banyak sekari pariwisata yang dimiliki, mulai dari wisata alam, wisata kuliner, wisata seni dan budaya, serta masih banyak lainnya yang pastinya tak cukup waktu singkat untuk membahasnya.

Sebagai salah satu contoh tempat wisata yang banyak dikunjungi ialah Desa Wisata Kendran yang lokasinya berada di kawasa Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Daya tarik yang dimilikinya tak lain adalah benda peninggalan bersejarah berupa keranda batu ( peti mayat berbahan batu ‘Sarkofukus’ ).

Selain itu juga, desain bangunan rumah di Desa Kendran masih berbentuk rumah tradisional khas Bali. Sementara tembok dinding pembatas rumah terbuat dari tanah yang tak kalah kuat dan kokoh seperti dinding tembok pada umumnya. Pembaca taka akan kecewa saat berwisata di desa ini, karena paronama alam pedesaan masih begitu original.

Segarnya udara yang semilir dan keindahan pesona pemandangan sawah terasering masih bisa anda lihat hlo. Sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk datang ke Desa Wisata Kendran untuk menikmati segala keindahan dan keunikan yang dimilikinya. Sungguh pemandangan yang layak di sebut dengan surga dunia.

Pariwisata di Bali bisa anda jadikan sebagai target utama disaat mengisi hari liburan, tentunya masih banyak wisata lainnya yang tak kalah serunya untuk dieksplor disini. Nah jika pembaca berencana berwisata di Desa Wisata Kendran, selama perjalanan sebelum sampai ke lokasi sejauh mata memandang akan di hibur dengan pemandangan alam yang mempesna.

Dari pusat Kota Denpasar berjarak sekitar 31 km atau setara dengan waktu perjalanan selama 45 menit sampai 1 jam.

Yuk gali informasi lagi obyek wisata di Kabupaten Gianyar lainnya di bawah ini :

Lembu Putih Gianyar – Wisata Langka